Senin, 31 Agustus 2015

KESENIAN RAKYAT : 38 Grup Meriahkan Festival Tari Rakyat Boyolali





Kesenian rakyat ditampilkan puluhan kelompok tarian di Boyolali.

Solopos.com, BOYOLALI – Sedikitnya 38 grup tarian tradisional di berbagai pelosok di wilayah Boyolali meramaikan Festival Tari Rakyat di Alun- alun Setda Terpadu, Minggu (30/8/2015). Acara yang digelar untuk menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-70 Republik Indonesia tersebut menyedot seribuan warga Kota Susu.

Pantauan solopos.com, setiap peserta tarian mendapat kesempatan unjuk kebolehan di panggung yang disediakan panitia. Penampilan peserta juga didukung iringan musik mengentak langsung dari masing- masing kelompok. Ada tiga juri yang menilai penampilan peserta tarian. Mereka adalah perwakilan Disbudpar Boyolali dan dua pengamat kesenian dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.

Dari seluruh peserta akan diambil tiga pemenangnya dan mendapatkan piala, piagam penghargaan, serta uang pembinaan berjumlah total Rp8 juta.

Salah satu penonton, Suparlan, warga Mojosongo, Boyolali, mengaku sangat terhibur dengan atraksi para penari tradisional tersebut. Menurutnya, atraksi penari Boyolali sesungguhnya tak kalah hebat dengan para penari-penari dari luar wilayah Boyoali. “Tarian Boyolali itu punya kekhasan, baik busananya, gerakannnya, dan musiknya, ujarnya saat ditemui solopos.com di sela-sela acara, Minggu (30/8).

Ketua panitia acara, Mulyono Santosa, yang juga Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Boyolali, mengatakan kegiatan tersebut digelar sebagai salah satu upaya melestarikan seni tradisional yang masih hidup di Boyolali.

“Ada 38 peserta dari seluruh 19 kecamatan mengirimkan wakilnya. Kami sangat gembira karena peserta sangat bergairah tampil. Penilaian antara lain meliputi kekompakan, seragam, gerakan dan iringan musik,” kata Mulyono dalam sambutannya.

Sementara itu, Plt Bupati Boyolali, Sri Ardiningsih, menyambut positif festival tari tersebut. Menurutnya, seni tradisi harus di-uri- uri dan dikembangkan. Tujuannya, agar generasi muda tetap merasa bangga dengan seni tradisi yang tumbuh di lingkungan masyarakat. “Jangan sampai seni tradisi tergerus globalisasi,” paparnya.

Ia melanjutkan, Pemkab Boyolali juga terus berupaya membina kegiatan seni tradisi yang tumbuh di masyarakat. Hal itu dilakukan melalui jajaran terkait, termasuk melalui pembinaan di sekolah. “Demikian pula festival yang digelar kali ini, juga sebagai wujud dan tanggungjawab kami untuk melestarikan seni tradisi. Kita harus bangga dengan seni tradisi kita sendiri,” ujarnya.

Senin, 31/8/2015 Aries Susanto/JIBI/Solopos 

0 komentar:

Posting Komentar