BOYOLALI – Saat sebagian petani mengalami gagal panen, kondisi berbeda dialami petani Desa Keyongan, Nogosari. Mereka malah panen dengan hasil menggembirakan. Hal itu terungkap saat panen raya yang dilakukan Bupati Seno Samodro, akhir pekan lalu.
Diharapkan, panen bisa mendukung swasembada pangan beras di Boyolali. Hasil panen padi yang cukup bagus†ini perlu dicontoh petani lain. ”Lahan satu hektare bisa menghasilkan gabah kering giling 8, 52 ton. Ini luar biasa,” kata Bupati.
Hasil panen, lanjut Bupati, melebihi target nasional yang hanya 6 hingga 7 ton gabah kering giling/ hektare. Hal itu tidak terlepas dari kerja keras para petani dibantu para penyuluh dan jajaran terkait.
Dalam kesempatan tersebut Bupati juga menyerahkan bantuan traktor dan mesin pemanen padi kepada Kelompok Tani Manunggal Makmur. Para petani diingatkan agar bantuan dari Kementerian Pertanian itu dimanfaatkan secara optimal.
”Untuk Boyolali ada bantuan traktor 27 unit. Dengan peralatan ini kendala kekurangan tenaga kerja bisa diatasi.”
Jajar Legawa
Ketua Kelompok Tani Manunggal Makmur, Suyono menyambut gembira pemberian bantuan tersebut. Bantuan akan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mendukung kegiatan pertanian.
Diungkapkan, saat ini petani di desanya mulai menerapkan sistem tanam jajar legawa. Ternyata hasil panen sistem tanam baru tersebut meningkat dibandingkan sistem konvensional yang dikenal selama ini.
”Dengan sistem jajar legawa lahan satu hektare bisa menghasilkan padi 8,5 ton gabah kering giling. Dengan sistem biasa hanya mampu menghasilkan 7 ton gabah kering giling untuk luasan yang sama.”
Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Dispertanbunhut), Bambang Purwadi menambahkan, luasan lahan padi pada masa tanam (MT) I seluas 10. 484 hektare. Terdiri atas lahan sawah irigasi 7.862 hektare dan lahan tadah hujan seluas†2.622 hektare.
”Dengan asumsi satu hektare minimal menghasilkan 6 ton gabah kering giling, pada MTI diperkirakan bisa menghasilkan gabah kering giling sebanyak62. 904 ton.” (G10-26)